Cerpen Remaja - Saat remaja merupakan saat yang paling hebat untuk kita, karena pada saat itu sebagai remaja tentunya akan mengalami perjalanan hidup yang panjang, terutama tentang cinta. Saat-saat remaja merupakan saat seseorang untuk mencari jati diri yang sebenarnya dalam dirinya dan kemana arah kehidupan selanjutnya. Jika kita sampai salah arah sedikit saja, maka semua itu akan terbawa saat kita beranjak dewasa dan mulai menempuh kehidupan yang lebih hebat dengan persaingan yang lebih ketat. Untuk itulah, kita harus selektif saat remaja.
Namun dengan perkembangan zaman sekarang misalnya teknologi, remaja cenderung lebih banyak memanfaatkan teknologi hanya untuk komunikasi hal-hal yang tidak penting. Tidak salah memang, tapi jangan sampai waktu untuk kita belajar hanya digunakan untuk sekadar chatting dan hal-hal lain yang tidak penting.
Kehidupan atau perjalanan hidup saat remaja memang beragam. Ada yang senang, galau, sedih, lucu, bahkan romantis sekalipun bisa dialami saat-saat ini. Untuk itu, cerpen remaja ini mungkin dapat membantu untuk mencari pengalaman orang lain sebagai motivasi ataupun pelajaran untuk kehidupan yang lebih baik ke depannya.
Creat: Jennifer Zhie (@Jennifer_Zhie)
Judul: SESALKU
Pertama bertemu dengannya aku begitu mengaguminya. Sosoknya yang anggun dan mempesona membuat kaum adam berdecak kagum, termasuk aku. Dan beruntungnya aku bisa akrab dengannya. Tentunya banyak kaum adam yang iri denganku. Tika namanya.
Tapi perasaanku begitu kacau ketika mengetahui Tika adalah janda beranak satu. Rasanya jantungku bagai ditusuk belati mengetahui kenyataan itu. Tapi apa mau dikata, cinta datang tiba - tiba dan kita tidak bisa memilih kepada siapa kita akan jatuh cinta. Aku tak peduli akan status Tika, bahkan andai diapun bersuami aku tetap mencintainya.
“Bagaimana kalau kita pacaran?” Aku memberanikan diri menyatakan cinta pada Tika.
“Kamu ngawur! Aku ini janda beranak satu, mana pantas sama kamu!”
“Aku nggak peduli! Yang penting aku cinta sama kamu. Kamu juga cinta kan sama aku?” Aku menggenggam erat tangan Tika.
“Baiklah, asal kamu gak menyesal.”
“Aku gak akan menyesal sayang.” Ucapku lembut sembari mencium kening Tika.
Tapi semua tak berjalan sesuai rencana. Orangtuaku menentang hubunganku dan Tika. Bahkan dengan teganya mereka mengusir Tika! Apa sih salahnya berhubungan dengan seorang janda beranak? Toh mereka juga manusia yang butuh cinta!
“Rafael! Kamu jangan bikin malu mama dan papa! Buat apa kamu berhubungan sama wanita nggak jelas itu!”
“Tika bukan wanita nggak jelas Pa! Dia adalah orang yang Rafael cinta!”
“Kamu sadar nggak atas perkataanmu? Kita keluarga Tanubrata! Keluarga terhormat! Apa kamu nggak bisa cari wanita yang seumur kamu dan jelas belum pernah menikah!”
“Memang banyak wanita diluar sana tapi cuma Tika yang Rafael cinta!”
“Jangan membantah! Kamu anak tunggal keluarga Tanubrata! Apa kamu mau papa usir dan kamu jadi gembel dijalan?!” Papa membentakku. “Dua minggu lagi kamu harus menikah dengan wanita pilihan papa! Jangan pernah membantah! Lupakan wanita itu kalau kamu nggak mau hidup dijalan!”
Terpaksa aku menuruti kemauan orangtuaku. Jujur aku nggak sanggup hidup miskin dan menderita! Apalagi sampai jadi gembel dijalan! Aku! Rafael Tanubrata yang seumur hidup tidak pernah susah harus menjadi gembel? Pasti rasanya bagaikan neraka! Aku nggak sanggup!
Mungkin aku memang pengecut! Aku lebih takut hidup miskin daripada kehilangan Tika! Aku memang pria nggak berguna! Tika, aku harap kamu mengerti dan mau memaafkan aku. Aku memang nggak pantas buat kamu! Lelaki pengecut yang lebih memilih harta dibandingkan rasa cinta. Maafkan aku.
*
Tika? Sedang apa kamu sekarang? Apakah kamu akan datang ke pernikahanku hari ini? Tidak mungkin! Aku memang kejam, memberi Tika surat undangan pernikahanku! Aku nggak pantas jadi seorang lelaki. Maafkan aku Tika! Meskipun beribu bahkan berjuta maaf yang aku ucapkan tak mampu menghapus dosaku padamu.
Tiba saat pengucapan sumpah setia. Sejujurnya hatiku memberontak ingin menolak pernikahan paksa ini, tapi apa dayaku?
“Apa kalian berdua sudah siap?” tanya pendeta yang akan menikahkan aku dan Tania, wanita pilihan orangtuaku.
Aku mengangguk dengan terpaksa, sementara Tania tersenyum mantap.
“Baiklah. Apakah kamu, Tania Lubis Wibisono bersedia menerima Rafael Tanubrata sebagai suami mu baik dalam keadaan susah ataupun senang? Sehat ataupun sakit?”
Tania menjawab tanpa keraguan sedikitpun. “Saya bersedia!”
“Apakah kamu Rafael Tanubrata bersedia menerima Tania Lubis Wibisono sebagai istri baik dalam keadaan susah ataupun senang? Sakit ataupun sehat?” Pendeta Immanuel menatapku.
Kenapa hatiku ragu menjawab pertanyaan itu? Apa aku siap hidup bersama Tania? Hidup tanpa cinta?
“Rafael!!” Tania menyenggol lenganku meminta jawaban.
“Saya.....”
Braaaakkkkkkkk!!
Suara dentuman keras menggema. Para undangan berlarian keluar untuk melihat apa yang terjadi. Mau tak mau aku sedikit lega karena masih punya waktu untuk menjawab ikrar pernikahan tadi. Aku melangkahkan kakiku mengikuti para undangan. Aku ingin sejenak menjauh dari Tania. Sebenarnya tak sedikitpun aku merasa penasaran tapi biarlah itung - itung mencari udara segar sebelum aku harus melanjutkan pernikahan yang gak aku hendaki.
“Apa disini ada yang bernama Rafael?” tanya seorang Bapak berperawakan gemuk.
Dengan kebingungan aku menjawab, “Saya Pak, memang kenapa?”
“Wanita yang tergeletak disana tadi menyebut -nyebut nama Rafael. Apa saudara kenal?”
Aku berjalan kearah yang ditunjukkan Bapak itu. Aku melihat seorang wanita tergeletak berlumuran darah. Semakin dekat semakin jelas siapa wanita itu. Tika? Apa aku cuma berhalusinasi atau itu memang Tika?
“Bagaimana mas? Apa anda kenal?” Bapak itu membuyarkan lamunanku.
“Eh...?” aku menggaruk dahiku yang tak gatal.
Aku menggosok - gosok mataku berharap apa yang aku lihat hanya sekedar mimpi. Tapi ternyata semua itu nyata, Tika tergeletak berlumuran darah didepan mataku.
“Tika??” Aku mengguncang - guncangkan tubuh Tika yang kaku. “Bangun Tika! Please? Aku belum minta maaf sama kamu!” Teriakku histeris.
“Maaf mas, saya harus membawa dia kerumah sakit.” ujar salah seorang pria berpakaian putih.
“Tolong selamatkan dia! Saya akan bayar berapapun asal dia selamat!”
Pria itu memeriksa denut nadi Tika. “Maaf mas, semuanya sudah terlambat.” Pria itu menggeleng lemah.
“Tidaaakkkkkkkkk!! Aku gak percaya!! Coba periksa lagi!!” paksaku kepada pria itu.
“Maaf mas. Tidak ada lagi yang bisa saya lakukan.”
“Bohooooooongggg!!!”
Pria itu tersenyum tipis. “Saya harap mas sabar.”
Aku memeluk Tika untuk terakhir kalinya. Aku sudah tak peduli meskipun pakaian pernikahanku kotor berlumuran darah. Semua ini salahku! Aku yang menyebabkan Tika tewas. Seandainya aku tak menggundangnya Tika tak mungkin datang dan tertabrak mobil.
Aku melihat secarik kertas dalam genggaman Tika. Kertas putih kusut yang telah berlumuran darah. Ternyata kertas itu adalah sepucuk surat yang ditujukan untukku. Aku membuka lipatan surat itu dan menemukan tulisan yang sangat ku kenal.
To: Fael
Kenapa akhir - akhir ini kamu jarang menghubungiku? Jujur aku sangat merindukanmu. Tiba - tiba surat undangan darimu datang, aku merasa kaget dan sedih. Tapi aku gak marah sama kamu, karena pasti sangat berat untuk memilih antara aku atau orangtuamu. Sungguh aku ingin sekali datang ke pernikahnmu tapi aku gak sanggup. Aku gak bisa melihat orang yang aku sayang bersanding dengan orang lain. Tapi tulus dari dalam hati, aku mendoakan kebahagianmu bersama pasanganmu.
Love Tika
Air mata mengalir dari kedua mataku, hatiku rasanya remuk bagai ditusuk belati. Bagaimana tidak? Aku begitu bodoh lebih memilih harta dan takut hidup dalam kemiskinan daripada memilih orang yang benar - benar tulus mencintaiku. Kini semuanya sudah terlambat hanya penyesalan yang menghampiri.
“Tikaaaaaaa!! Maafkan aku!!”
THE END ....
Judul: Just Be Yourself, Tyss..
Penulis: Raissa Oktaviani (@Raissoktvn)
"Ga perlu jadi yang lain Tyssa.. Just be yourself okey"
***
Hay, nama gue Tyssa Arumnigtyas. Tapi, walaupun begitu, nama gue ga sebagus kelakuan gue, gue sekolah di SMA Bakti Pelajar, disekolah gue terkenal sebagai cewek yang tomboy, males, bahkan jarang banget ada cowok yg mau jadi pacar gue-_-ya tapi bersyukurlah gue punya kaka2an yg menerima penampilan gue gini. Namanya, Aufar, bisa dibilang dia itu palingggg deket sm gue. Selain tomboy, gue juga terkenal karena prestasi basket yg gue raih susah payah. Semakin hari Gue semakin deket sama Opar, sampai saatnya ada siswi baru di kelas gua, Agnes.. Dia itu cewek feminin, tapi juga cewek modus.. Dia selalu ngejek gua karena penampilan gua yg tomboy
Di kelas hari ini pelajaran lagi kosong, guru yang ngajar gak masuk. Dan di saat itu juga Agnes ngumumin didepan kelas, "Temen-Temen Besok dateng ya ke rumah gue, ada party ulang tahun guee jam 7 malem. Jangan sampe gak dateng, apalagi.. elo Tyssa, pake baju yg cewek bgt yaa." Umumnya sambil tersenyum sinis sama gue. Gue pun sampai dirumah. Dikamar gue langsung bercermin, 'Emang bener gue terlalu tomboy?' Batin gue. Pada besoknya, gue berusaha dandan secantik mungkin buat party nya Agnes, gue denger dia juga ngundang Opar. Jujur, gue gabisa nahan perasaan gue setahun ini sama dia.. Opar. Gue suka sama dia, bahkan saat gue tau dia udah punya pacar gue cemburu berat. Tapi, beruntunglah Opar sekarang jomblo, jadi banyak kesempatan gue gitu:D
Gue bakal mastiin, malam ini jam 7, bakal jadi cewek tercantik demi Opar. "It's time to Makeover Tyssaaa!! Cayooo" kata gue dengan semangat 45. Malampun tiba, gua segera pergi kerumah Agnes. Sesampai nya orang orang yang ada disana ngeliat gue dari atas sampe bawah, sambil nahan tawa. "Wow, Amazing! Style apanih Tyss? Lipstick belepotan, Rambut kuncir kuda, terus make baju heboh begini? Lo kira party gue ini apa? Iya gak Far" cetus Agnes, sambil menggandeng mesra Aufar... "Tyssa.. Elo.." Aufar pun ikut ikutan gagap. Tanpa sadar gue nangis dan ninggalin party itu, pada saat keadaan hujan deres, gue berlari kuat kuat, sampai akhirnya gue berhasil keluar dari rumah Agnes.. "Arrgghh!!!!!! Segini begonya gue?!!!"
"KENAPA GUE RELA BANGET JADI BEGINI, CUMA DEMI ORANG YANG ANGGEP GUE GA LEBIH DARI SEORANG ADIK!!!!!" Teriak gue, sambil menghapus lipstick, dan cemong make up yg gue buat dibawah deresnya hujan. "Tyssa!! Tyss..". Gue denger teriakan itu, Opar nyari gue.. Gue berbalik badan dan tepat menemukan Opar yg sekarang berada di hadapan gue. "Buat apa lo nyusul gue, Par? Gue cuma pengen jadi cewek yg cantik dimata lo.. Karena gue suka sama lo" kata gue dengan jujur. "Tyssa, gue suka sama lo .. Just be yourself, Tyssa. Gue suka lo yang tomboy, apalagi waktu lo main basket." Mendengar kata kata yg dilontarin sama Opar.. Mendadak gue langsung meluk dia. "Gak perlu jadi yg lain Tyssa"
"Lo bener Par?" Tanya gue sama Opar. "Iyaa bawel:D" kata Opar sambil menarik hidung gue. "eh, sakit!-_-udah ah dingin gue nihh ujan ujanan". "Nih, pake ya" katanya sambil ngasih jaketnya.
The End
Home » Posts filed under Cerpen
Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Thursday, January 31, 2013
Kumpulan Cerpen Lucu Banget Terbaru
Jika Anda sedang mengalami kelelahan dan bosan, maka tentunya membutuhkan sebuah hiburan yang dapat mengocok perut hingga akhirnya tertawa dan ceria menghilangkan penat dan masalah sejenak Anda. Oleh karena itu, mungkin cerpen lucu banget ini dapat membantu Anda yang sedang dilanda galau dan sedih untuk bisa tertawa bersama.
Kadang saat kita sedang serius membaca cerita, namun ternyata bisa saja pada bagian akhir cerita kita tertawa ngakak dikarenakan bagian yang lucu, itulah namanya cerpen lucu. Terkadang cerpen lucu ini merupakan cerita yang pendek sehingga tidak terlalu mumet dan kepanjangan untuk membaca cerita ini, tentunya dengan tujuan untuk bisa dipahami oleh semua kalangan.
Salah Kado
Kemarin aku ingin membelikan sebuah topi dan membungkusnya dalam kado untuk pacarku, dan ternyata salah bungkus. Malah yang kubungkus ternyata celana dalam, padahal di atas kado aku tulis "Sayang nanti kalau dipake rambutnya dikeluarin dikit ya".
Suami Nyasar
Sang suami pulang dengan hati senang. Begitu sampai dirumah ternyata si kucing sudah pulang duluan dan lagi asik nangkring diatas pagar.
Dengan marahnya si kucing dimasukkan kembali ke mobil. Setelah kira2 20 km dibawa keliling2 kucing itu dibua
ng ke jalan dan si suami pulang dengan hati lega.
Eeeeh,begitu sampai dirumah si kucing ternyata sudah duluan pulang dan sedang tidur2an di ruang tamu.
Kali ini sang suami benar2 habis kesabarannya.Si kucing dimasukan lagi ke dalam mobil lalu di bawa keluar masuk tol, keluar masuk gang kecil,belok kanan kiri,belok kiri kanan,masuk tol lagi,masuk gang lagi dan akhirnya dibuang kejalan.....
3 jam kemudian si suami nelpon istrinya.....
Suami : yank kamu dimana? Dirumah? kucing mu ada dirumah gak?
Istri : ada tuh lagi di teras.
Suami :cepet telponnya kasih ke dia !! aku nyasar nih. . . ! !
Orang Utan
Pada suatu hari semua orang hutan berkumpul mengadakan rapat,membahas tentang semua suku yang ada di indonesia. Ketika Raja orang hutan bertanya
“Hai kalian semua ….. kita akan bangun sebuah kota di hutan ini, masing-masing harus mendaftar sebagai suku yg ada di Idonesia,”
“iya….iya….iyaaaaa.” jawab semua
“kamu jadi suku batak,”
“saya siap,”
“kamu jadi suku sunda ,”
“saya siap,”
“kamu jadi suku madura ,”
“saya siap,”
“kamu jadi suku dayak,”
“saya siap ,”
Ketika yang terakhir di tanya,
“Hai … kamu jadi suku jawa…..!”
Dengan muka masam yg terakhir menjawab,
“saya tidak mau jadi suku jawa”
Dengan tegasnya dan sambil marah-marah…!
“Apa alasan kamu kok nggak mau jadi suku jawa …?”
dia pun menjawab … dengan tegasnya …
“kalau saya jadi suku jawa saya pasti DITRANSMIGRASIKAN LAGI KE HUTAN !!!”
Pengadilan
Seorang suami menggugat cerai istrinya ke pengadilan. Di pengadilan, dia dihadapkan beberapa pertanyaan.
Hakim: “Apakah anda serius untuk menceraikan isteri Anda?”
Suami: “Serius Tuan Hakim”
Hakim: “Mengapa?”
Suami: “Karena ia diperkosa, Tuan Hakim”
Hakim: “Hah? Bukankah Anda harus membelanya. Bukan menceraikannya? “
Suami: “Seharusnya Pak Hakim. Tapi, saya lihat dia sempat ganti posisi…
Gajah Mati
Seorang Pemimpin sebuah Kebun Binatang mendapat laporan dari staffnya bahwa seekor gajah telah mati di kandangnya. Untuk mengecek kebenaran laporan tersebut sang Pemimpin Bonbin tiba di tempat kejadian dan menemukan seseorang yang sedang menangis di dekat bangkai binatang itu.
"Sebagai pawang gajah ini tentu anda sangat bersedih atas hal ini dan saya juga demikian, " sang Pemimpin mencoba menghibur.
"Saya bukan pawang gajah ini, Pak" sahut orang itu. "Tapi sayalah yang ditugaskan untuk menggali kuburannya.. Gajahnya kan gede banget pak... jadi saya galinya harus dalem banget... T_T"
Kecelakaan
Kecelakaan Lebih Banyak Yang Selamat dari Penumpang
Seorang Guru matematika bertanya kepada murid-muridnya:
Guru : “Seandainya pesawat Boeing 747 Lion Air dipiloti oleh penyabu, dan mengangkut 560 orang anggota DPR RI, meledak di ketinggian 1000 feet dan jatuh di pegunungan berbatu tajam dengan kemiringan 45 derajat, berapa kemungkinan yang selamat ?”
Murid-murid menjawab serempak dan tegas : “Yang selamat 250 Juta rakyat Indonesia, Bu!”
Kadang saat kita sedang serius membaca cerita, namun ternyata bisa saja pada bagian akhir cerita kita tertawa ngakak dikarenakan bagian yang lucu, itulah namanya cerpen lucu. Terkadang cerpen lucu ini merupakan cerita yang pendek sehingga tidak terlalu mumet dan kepanjangan untuk membaca cerita ini, tentunya dengan tujuan untuk bisa dipahami oleh semua kalangan.
Salah Kado
Kemarin aku ingin membelikan sebuah topi dan membungkusnya dalam kado untuk pacarku, dan ternyata salah bungkus. Malah yang kubungkus ternyata celana dalam, padahal di atas kado aku tulis "Sayang nanti kalau dipake rambutnya dikeluarin dikit ya".
Suami Nyasar
Sang suami pulang dengan hati senang. Begitu sampai dirumah ternyata si kucing sudah pulang duluan dan lagi asik nangkring diatas pagar.
Dengan marahnya si kucing dimasukkan kembali ke mobil. Setelah kira2 20 km dibawa keliling2 kucing itu dibua
ng ke jalan dan si suami pulang dengan hati lega.
Eeeeh,begitu sampai dirumah si kucing ternyata sudah duluan pulang dan sedang tidur2an di ruang tamu.
Kali ini sang suami benar2 habis kesabarannya.Si kucing dimasukan lagi ke dalam mobil lalu di bawa keluar masuk tol, keluar masuk gang kecil,belok kanan kiri,belok kiri kanan,masuk tol lagi,masuk gang lagi dan akhirnya dibuang kejalan.....
3 jam kemudian si suami nelpon istrinya.....
Suami : yank kamu dimana? Dirumah? kucing mu ada dirumah gak?
Istri : ada tuh lagi di teras.
Suami :cepet telponnya kasih ke dia !! aku nyasar nih. . . ! !
Orang Utan
Pada suatu hari semua orang hutan berkumpul mengadakan rapat,membahas tentang semua suku yang ada di indonesia. Ketika Raja orang hutan bertanya
“Hai kalian semua ….. kita akan bangun sebuah kota di hutan ini, masing-masing harus mendaftar sebagai suku yg ada di Idonesia,”
“iya….iya….iyaaaaa.” jawab semua
“kamu jadi suku batak,”
“saya siap,”
“kamu jadi suku sunda ,”
“saya siap,”
“kamu jadi suku madura ,”
“saya siap,”
“kamu jadi suku dayak,”
“saya siap ,”
Ketika yang terakhir di tanya,
“Hai … kamu jadi suku jawa…..!”
Dengan muka masam yg terakhir menjawab,
“saya tidak mau jadi suku jawa”
Dengan tegasnya dan sambil marah-marah…!
“Apa alasan kamu kok nggak mau jadi suku jawa …?”
dia pun menjawab … dengan tegasnya …
“kalau saya jadi suku jawa saya pasti DITRANSMIGRASIKAN LAGI KE HUTAN !!!”
Pengadilan
Seorang suami menggugat cerai istrinya ke pengadilan. Di pengadilan, dia dihadapkan beberapa pertanyaan.
Hakim: “Apakah anda serius untuk menceraikan isteri Anda?”
Suami: “Serius Tuan Hakim”
Hakim: “Mengapa?”
Suami: “Karena ia diperkosa, Tuan Hakim”
Hakim: “Hah? Bukankah Anda harus membelanya. Bukan menceraikannya? “
Suami: “Seharusnya Pak Hakim. Tapi, saya lihat dia sempat ganti posisi…
Gajah Mati
Seorang Pemimpin sebuah Kebun Binatang mendapat laporan dari staffnya bahwa seekor gajah telah mati di kandangnya. Untuk mengecek kebenaran laporan tersebut sang Pemimpin Bonbin tiba di tempat kejadian dan menemukan seseorang yang sedang menangis di dekat bangkai binatang itu.
"Sebagai pawang gajah ini tentu anda sangat bersedih atas hal ini dan saya juga demikian, " sang Pemimpin mencoba menghibur.
"Saya bukan pawang gajah ini, Pak" sahut orang itu. "Tapi sayalah yang ditugaskan untuk menggali kuburannya.. Gajahnya kan gede banget pak... jadi saya galinya harus dalem banget... T_T"
Kecelakaan
Kecelakaan Lebih Banyak Yang Selamat dari Penumpang
Seorang Guru matematika bertanya kepada murid-muridnya:
Guru : “Seandainya pesawat Boeing 747 Lion Air dipiloti oleh penyabu, dan mengangkut 560 orang anggota DPR RI, meledak di ketinggian 1000 feet dan jatuh di pegunungan berbatu tajam dengan kemiringan 45 derajat, berapa kemungkinan yang selamat ?”
Murid-murid menjawab serempak dan tegas : “Yang selamat 250 Juta rakyat Indonesia, Bu!”
Labels:
Cerpen
Kumpulan Cerpen Persahabatan Terbaru
Sahabat adalah hal yang terbaik dalam hidup kita. Mereka adalah orang yang paling mengerti tentang kita dan bisa menghibur kita di saat senang, gundah, sedih, galau dan lain-lain. Oleh karena itu, pentingnya untuk menjaga sebuah persahabatan merupakan hal yang harus dan wajib kita jaga. Kumpulan cerpen persahabatan mungkin bisa menyadarkan Anda untuk menghargai artinya sebuah persahabatan yang sangat berharga dalam hidup kita.
Persahabat ibarat kepompong yang merubah ulat menjadi kupu-kupu karena saling melengkapi dengan satu sama yang lainnya. Sahabat juga dapat menjadi motivator bagi Anda di kala Anda sedih Anda dapat terhibur olehnya, dapat tertawa bersama dan saling mengerti, bukan saling memanfaatkan.
Oleh karena itu dalam kumpulan cerpen persahabatan ini diharapkan Anda dapat lebih mengerti dan menghargai arti sebuah persahabatan yang sangat penting.
Sahabatku
Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi.
Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Iwan.
Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
“Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Iamendapat keterangan bahwa momon sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati,
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur
“Momon, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?” Iwan menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya, deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Momon!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon. Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa.
“Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” Tanya Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan. Kini Momon tinggal di rumah Iwan. Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Momon yang sudah tua.
Sahabat Sejati
Ketika seorang sahabat sejati bertanya kepada sahabatnya, “apakah aku pernah melakukan salah padamu?“.
Sahabatnya akan menjawab, “ya, tapi aku sudah melupakan kesalahanmu“.
Ketika seorang sahabat sejati berbalik bertanya kepada sahabatnya, “apakah aku pernah bersalah padamu?“.
Sahabatnya akan menjawab, “ya, tapi aku sudah lupa akan hal itu“.
Ketika seorang bertanya, “Apa yang telah kau lakukan untuk sahabatmu?“
Seorang sahabat akan menjawab, “Aku tidak tahu.” sebab seorang sahabat tidak pernah meminta imbalan dari apa yang telah di perbuatnya dengan tulus.
Ketika seorang sahabat sejati memarahi sahabatnya, dan sahabatnya bertanya, “mengapa kamu memarahiku?“
Sahabatnya akan menjawab, “demi kebaikanmu“.
Ketika seseorang bertanya, “apakah alasanmu menjadi sahabatnya?“
Ia akan menjawab, “tidak tahu“. Sebab sahabat yang sejati tidak pernah memanfaatkan, tidak pernah memandang kelemahan dan kelebihan.
Ketika kau jatuh, ia akan berusaha menopangkan tangannya supaya kau tidak tergeletak.
Ketika kau bersuka, ia akan berada disisimu dan turut merasakan kebahagiaanmu.
Ketika kau berduka, ia akan berada disampingmu, meskipun ia tidak tahu bagaimana cara menghiburmu. Tetap mendengarkanmu, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutmu, meskipun kau hanya mengaduh dan meskipun ia tidak tahu bagaimana solusi masalahmu.
Ketika kau mengatakan cita – citamu, ia akan mendukung dan berdoa untukmu.
Ketika ia bersuka, kau juga akan bersuka karenanya.
Ketika ia berduka, kau yang ada di sampingnya.
Sahabat adalah memberi tanpa ada maksud di belakangnya, bukan hanya menerima.
Sahabat tidak pernah membungkus racun dengan permen manis.
Persahabatan tidak diukur oleh berapa lamanya waktu, tetapi berapa besar arti ‘persahabatan’ itu sendiri.
Persahabatan tidak diukur oleh materi, tetapi berapa besar pengorbanan.
Persahabatan tidak diukur dari kesuksesan yang di peroleh, tetapi dari berapa besar dukungan yang di berikan.
Ia dapat menyayangimu, bahkan lebih dari dirinya sendiri.
Persahabatan tidak pernah mulus. Tetapi yang membuat indah adalah ketika mereka berhasil menjalaninya bersama, meskipun harus melalui pertumpahan air mata.
Hal yang paling membuat sahabatmu sedih adalah ketika kamu, sebagai seorang sahabat, membohonginya dengan alasan apapun. Sebab ia sangat percaya padamu.
Hanya satu yang sahabatmu minta kepadamu : supaya ia menjadi bagian hidupmu.
Persahabatan Terbaik
Acara televisi sore ini tak satupun membuat aku tertarik. Kalau sudah begini aku bingung entah apa yang harus aku lakukan. Tio bersama Sany kekasihnya, sahabatku Ricky entah kemana? Mall, bioskop ataupun perpustakaan, bukan tempat yang aku suka, apalagi mesti pergi sendirian.
mmm…Pantai.
Ya pantai. kayaknya hanya pantailah, tempat yang mampu membuat aku merasa damai dan tak aneh jika aku pergi sendirian.
Kuambil jaket, lalu kusamber kunci dan pergi menuju garasi. Kukendarai mobil mama yang nganggur di sana. Papa dan mama lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari mobilnya dengan leluasa.
Terik panas masih menyengat, walaupun waktu sudah menjelang sore. Namun tak membuat manusia-manusia di Ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik matahari yang mampu membakar kulit. Jalan-jalan macet seperti biasanya. Dipenuhi mobil dari merek ternama ataupun yang sudah tak layak dikendarai.
Lalu di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang kaki lima duduk lesu menunggu pelangannya.
Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan pengeluaran, bahkan untuk membeli jajan pasar.Walaupun tak seorang yang menghampirinya, namun dia tetap semangat menyapa orang-orang yang lewat dan akhirnya ada juga satu pembeli yang menuju arahnya.
Sekilas kulihat orang itu kok mirip sekali dengan Ricky. Kugosok-gosok mataku, menyakinkan pandanganku. Kutepikan mobilku, lalu aku berhenti di tepi jalan itu. Dengan setengah berlari, aku mengejar sosok itu.
Ah…kendaraan sore ini banyak sekali, sehingga membuat aku kesulitan untuk menyeberang jalan ini. Tapi akhirnya terkejar juga, dengan nafas tersengal-sengal, kujamah bahunya.
“Ky!” seruku tiba-tiba, sehingga membuatnya terkejut.
“Anda siapa?” tanya Ricky pura-pura tak mengenalku.
“Ky. Sekalipun kamu jadi gembel , aku akan tetap menggenalmu.” jelasku mendenggus kesal.
“Sudahlah, Sophia, jangan membuat aku terluka lagi.” tukasnya begitu sinis seraya beranjak pergi.
“Ky…Ky…knapa kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku!” teriakku sekeras-kerasnya. Namun bayangan Ricky semakin menjauh dan akhirnya tak kelihatan.
-----
Ricky, Tio dan aku adalah sahabat karib dari kecil. Setelah tumbuh besar, aku tetap mengganggap Ricky adalah sahabat terbaikku, tapi Ricky punya rasa berbeda dari persahabatan kami. Yang aku cintai adalah Tio. Ini yang membuat Ricky menjauhiku. Tapi yang Tio cintai bukan aku, tapi Sany, teman sekelasnya.
Cinta, sulit di tebak kapan dan di mana berlabuh!
Banyak orang tak bisa terima, jika cintanya ditolak, tapi bukankah cinta tak mungkin dipaksa?
Tak mendapatkan cinta Tio, tak membuatku menjauh darinya, tapi aku akan tetap menjadi sahabat baiknya. Walaupun ada sedikit rasa tidak puas, kadang rasa cemburu menganggu hati kecilku, saat kutahu untuk pertama kali, orang yang Tio cintai adalah orang lain.
Aku harus bisa menerima keputusannya , walaupun terasa berat . Bukankah, kebahagian kita adalah melihat orang yang kita cintai hidup berbahagia, baik bersama kita atau tidak?
Tapi tidak dengan Ricky, dia lebih memilih, meninggalkanku, mengakhiri persahabatan manis kami. Pergi dan aku tak pernah tahu kabarnya. Tapi apapun yang terjadi, aku akan selalu berharap suatu saat kami akan dipertemukan lagi.
Karena bagiku, cinta dan persahabatan adalah dua ikatan yang sama. Ikatan yang tak satupun membuat aku bisa memilih satu diantaranya.
-----
Sudah seminggu, setiap hari, aku datang kepersimpangan ini. Berharap bisa melihat sosok Ricky lewat disekitar sini lagi. Tapi, Ricky hilang bagai ditelan bumi. Aku hampir putus asa.
Aku sudah capek menunggu, akhirnya aku bangun dan ingin beranjak pergi. Knapa tiba-tiba, indera keenamku, memberiku insting, kalau Ricky ada di sekitarku.
Kubalikan kepala, kulihat sosok Ricky setengah berlari menyeberang jalan di belakang posisiku. Aku berlari menggejar sosok itu. Kuikuti dia dari belakang. Aku pingin tahu dimana dia berada sekarang.
Akhirnya kulihat Ricky, masuk ke sebuah gang kecil, kuikuti terus , sampai akhirnya dia masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
“Knapa Ricky lebih memilih hidup disini, daripada di rumah megah orangtuanya?”
”Knapa dia, tinggalkan kehidupannya, yang didambakan banyak orang?”
”Knapa semua ini dia lakukan?”
“Knapa?”
Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalaku.
Setelah dia masuk kurang lebih 10 menit, aku masih berdiri terpaku dalam lamunanku, dengan pertanyaan-pertanyan yang jawabanya ada pada Ricky. Aku dikejutkan suara seekor anak anjing jalanan, yang tiba-tiba menggonggong.
Aku memberanikan diri memencet bel di depan rumahnya itu.
“Siapa?” terdengar suara dari balik pintu.
Aku diam, tak memberi jawaban. Setelah beberapa saat aku lihat Ricky pelan-pelan membuka pintu. Nampak keterkejutannya saat melihatku, berada di depannya.
“Ky…boleh aku masuk?” tanyaku hati-hati.
“Maukah kamu memberikan sahabatmu ini, segelas air putih.” ujarku lagi.
Tanpa bicara, Ricky mengisyaratkan tangannya mempersilahkan aku masuk. Aku masuk keruangan tamu. Aku terpana, kulihat rumah yang tertata rapi. Rumah kecil dan sederhana ini ditatanya begitu rapi, begitu nyaman. Kulihat serangkai bunga matahari plastik terpajang di sudut ruangan itu.
“Ricky, kamu tak pernah lupa, aku adalah penggagum bunga -bunga matahari.” gumanku.
Dan sebuah akuarium yang di penuhi ikan berwarna-warni, rumput-rumput dari plastik dan karang-karang di dalamnya. Ricky tahu betul aku penggagum keindahan pantai dan laut. Walaupun hal-hal ini dulunya, setahuku, kamu tak menyukainya. Kulihat juga banyak foto persahabatan kami yang di bingkainya dalam bingkai kayu yang sangat indah, terpajang di dinding ruang tamu ini.
Bulir-bulir air mataku, perlahan-lahan mulai tak mampu aku bendung. Aku benar-benar terharu dengan semua yang Ricky lakukan. Begitu besar cinta Ricky buatku. Kupeluk dia, yang aku sendiri tak tahu, apakah pelukan ini adalah pelukkan seorang sahabat ataupun sudah berubah menjadi pelukan yang berbeda?
Ricky kaget, namun akhirnya dia membalas pelukanku, dan memelukku lebih erat lagi , seakan-akan ingin menumpahkan segala rindu yang sudah hampir tak terbendung dalam hatinya.
Kami menghabiskan sore ini dengan berbagi cerita, pengalaman kami masing-masing selama perpisahan yang hampir 2 tahun lamanya dan akhirnya Ricky mengajakku makan, ke sebuah restoran kecil yang sering dikunjunginya seorang diri, di dekat rumahnya. Terdengar alunan tembang-tembang romatis , suasana hening, membuat kami terbuai dalam hangatnya suasana malam itu.
---------
Sekarang Ricky sudah tahu, Tio sudah bersama Sany. Kami sekarang menjadi 4 sekawan. Sany juga telah menjadi anggota genk kami.
Ternyata setelah aku mengenalnya lebih lama, Sany adalah sosok yang sangat baik hati, menyenangkan, ramah dan peduli dengan sahabat. Ah…menyesal aku tak mengenalinya lebih dalam sejak dulu.
“Ky , biarlah semua berjalan apa adanya, mungkin cinta akan pelan-pelan muncul dari hatiku.” ujarku suatu hari, saat Ricky mengungkit masalah ini lagi.
“Oke, aku akan selalu menunggumu. Sampai kapapun. Karena tak akan ada seorangpun yang mampu membuatku jatuh cinta . Hanya kamu yang mampu membuat aku damai, tenang dan bahagia.” jelasnya panjang lebar
Sekarang aku memiliki tiga orang sahabat baik. Tak akan ada lagi hari-hariku yang kulalui dengan kesendirian, kesepian dan kerinduan.
Hampir setiap akhir pekan, kami menghabiskan waktu bersama, ke pantai, ke puncak ataupun hanya sekedar berkaroke di rumah sederhana Ricky. Hidup dengan tali persahabatan yang hangat, membuat hidup semakin berarti dan lebih bahagia.
-----
Waktu berjalan begitu cepat. Tiga tahun sudah berlalu. Kebaikan-kebaikan Ricky mampu membuat aku merasa butuh dan suka akan keberadaannya di sampingku. Rasa itu pelan-pelan tumbuh tanpa kusadari dalam hatiku.
Aku jatuh hati padanya setelah melalui banyak peristiwa. Cinta datang, dalam dan dengan kebersamaan.
Apalagi dengan sikap dan perbuatan yang ditunjukannya. Membuat aku merasa, tak akan ada cinta laki-laki lain yang sedalam cinta Riky.
Sekarang Ricky bukan hanya kekasih yang paling aku cintai tapi juga seorang sahabat sejati dalam hidupku.
Persahabat ibarat kepompong yang merubah ulat menjadi kupu-kupu karena saling melengkapi dengan satu sama yang lainnya. Sahabat juga dapat menjadi motivator bagi Anda di kala Anda sedih Anda dapat terhibur olehnya, dapat tertawa bersama dan saling mengerti, bukan saling memanfaatkan.
Oleh karena itu dalam kumpulan cerpen persahabatan ini diharapkan Anda dapat lebih mengerti dan menghargai arti sebuah persahabatan yang sangat penting.
Sahabatku
Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi.
Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Iwan.
Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
“Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Iamendapat keterangan bahwa momon sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati,
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur
“Momon, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?” Iwan menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya, deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Momon!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon. Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa.
“Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” Tanya Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan. Kini Momon tinggal di rumah Iwan. Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Momon yang sudah tua.
Sahabat Sejati
Ketika seorang sahabat sejati bertanya kepada sahabatnya, “apakah aku pernah melakukan salah padamu?“.
Sahabatnya akan menjawab, “ya, tapi aku sudah melupakan kesalahanmu“.
Ketika seorang sahabat sejati berbalik bertanya kepada sahabatnya, “apakah aku pernah bersalah padamu?“.
Sahabatnya akan menjawab, “ya, tapi aku sudah lupa akan hal itu“.
Ketika seorang bertanya, “Apa yang telah kau lakukan untuk sahabatmu?“
Seorang sahabat akan menjawab, “Aku tidak tahu.” sebab seorang sahabat tidak pernah meminta imbalan dari apa yang telah di perbuatnya dengan tulus.
Ketika seorang sahabat sejati memarahi sahabatnya, dan sahabatnya bertanya, “mengapa kamu memarahiku?“
Sahabatnya akan menjawab, “demi kebaikanmu“.
Ketika seseorang bertanya, “apakah alasanmu menjadi sahabatnya?“
Ia akan menjawab, “tidak tahu“. Sebab sahabat yang sejati tidak pernah memanfaatkan, tidak pernah memandang kelemahan dan kelebihan.
Ketika kau jatuh, ia akan berusaha menopangkan tangannya supaya kau tidak tergeletak.
Ketika kau bersuka, ia akan berada disisimu dan turut merasakan kebahagiaanmu.
Ketika kau berduka, ia akan berada disampingmu, meskipun ia tidak tahu bagaimana cara menghiburmu. Tetap mendengarkanmu, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutmu, meskipun kau hanya mengaduh dan meskipun ia tidak tahu bagaimana solusi masalahmu.
Ketika kau mengatakan cita – citamu, ia akan mendukung dan berdoa untukmu.
Ketika ia bersuka, kau juga akan bersuka karenanya.
Ketika ia berduka, kau yang ada di sampingnya.
Sahabat adalah memberi tanpa ada maksud di belakangnya, bukan hanya menerima.
Sahabat tidak pernah membungkus racun dengan permen manis.
Persahabatan tidak diukur oleh berapa lamanya waktu, tetapi berapa besar arti ‘persahabatan’ itu sendiri.
Persahabatan tidak diukur oleh materi, tetapi berapa besar pengorbanan.
Persahabatan tidak diukur dari kesuksesan yang di peroleh, tetapi dari berapa besar dukungan yang di berikan.
Ia dapat menyayangimu, bahkan lebih dari dirinya sendiri.
Persahabatan tidak pernah mulus. Tetapi yang membuat indah adalah ketika mereka berhasil menjalaninya bersama, meskipun harus melalui pertumpahan air mata.
Hal yang paling membuat sahabatmu sedih adalah ketika kamu, sebagai seorang sahabat, membohonginya dengan alasan apapun. Sebab ia sangat percaya padamu.
Hanya satu yang sahabatmu minta kepadamu : supaya ia menjadi bagian hidupmu.
Persahabatan Terbaik
Acara televisi sore ini tak satupun membuat aku tertarik. Kalau sudah begini aku bingung entah apa yang harus aku lakukan. Tio bersama Sany kekasihnya, sahabatku Ricky entah kemana? Mall, bioskop ataupun perpustakaan, bukan tempat yang aku suka, apalagi mesti pergi sendirian.
mmm…Pantai.
Ya pantai. kayaknya hanya pantailah, tempat yang mampu membuat aku merasa damai dan tak aneh jika aku pergi sendirian.
Kuambil jaket, lalu kusamber kunci dan pergi menuju garasi. Kukendarai mobil mama yang nganggur di sana. Papa dan mama lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari mobilnya dengan leluasa.
Terik panas masih menyengat, walaupun waktu sudah menjelang sore. Namun tak membuat manusia-manusia di Ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik matahari yang mampu membakar kulit. Jalan-jalan macet seperti biasanya. Dipenuhi mobil dari merek ternama ataupun yang sudah tak layak dikendarai.
Lalu di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang kaki lima duduk lesu menunggu pelangannya.
Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan pengeluaran, bahkan untuk membeli jajan pasar.Walaupun tak seorang yang menghampirinya, namun dia tetap semangat menyapa orang-orang yang lewat dan akhirnya ada juga satu pembeli yang menuju arahnya.
Sekilas kulihat orang itu kok mirip sekali dengan Ricky. Kugosok-gosok mataku, menyakinkan pandanganku. Kutepikan mobilku, lalu aku berhenti di tepi jalan itu. Dengan setengah berlari, aku mengejar sosok itu.
Ah…kendaraan sore ini banyak sekali, sehingga membuat aku kesulitan untuk menyeberang jalan ini. Tapi akhirnya terkejar juga, dengan nafas tersengal-sengal, kujamah bahunya.
“Ky!” seruku tiba-tiba, sehingga membuatnya terkejut.
“Anda siapa?” tanya Ricky pura-pura tak mengenalku.
“Ky. Sekalipun kamu jadi gembel , aku akan tetap menggenalmu.” jelasku mendenggus kesal.
“Sudahlah, Sophia, jangan membuat aku terluka lagi.” tukasnya begitu sinis seraya beranjak pergi.
“Ky…Ky…knapa kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku!” teriakku sekeras-kerasnya. Namun bayangan Ricky semakin menjauh dan akhirnya tak kelihatan.
-----
Ricky, Tio dan aku adalah sahabat karib dari kecil. Setelah tumbuh besar, aku tetap mengganggap Ricky adalah sahabat terbaikku, tapi Ricky punya rasa berbeda dari persahabatan kami. Yang aku cintai adalah Tio. Ini yang membuat Ricky menjauhiku. Tapi yang Tio cintai bukan aku, tapi Sany, teman sekelasnya.
Cinta, sulit di tebak kapan dan di mana berlabuh!
Banyak orang tak bisa terima, jika cintanya ditolak, tapi bukankah cinta tak mungkin dipaksa?
Tak mendapatkan cinta Tio, tak membuatku menjauh darinya, tapi aku akan tetap menjadi sahabat baiknya. Walaupun ada sedikit rasa tidak puas, kadang rasa cemburu menganggu hati kecilku, saat kutahu untuk pertama kali, orang yang Tio cintai adalah orang lain.
Aku harus bisa menerima keputusannya , walaupun terasa berat . Bukankah, kebahagian kita adalah melihat orang yang kita cintai hidup berbahagia, baik bersama kita atau tidak?
Tapi tidak dengan Ricky, dia lebih memilih, meninggalkanku, mengakhiri persahabatan manis kami. Pergi dan aku tak pernah tahu kabarnya. Tapi apapun yang terjadi, aku akan selalu berharap suatu saat kami akan dipertemukan lagi.
Karena bagiku, cinta dan persahabatan adalah dua ikatan yang sama. Ikatan yang tak satupun membuat aku bisa memilih satu diantaranya.
-----
Sudah seminggu, setiap hari, aku datang kepersimpangan ini. Berharap bisa melihat sosok Ricky lewat disekitar sini lagi. Tapi, Ricky hilang bagai ditelan bumi. Aku hampir putus asa.
Aku sudah capek menunggu, akhirnya aku bangun dan ingin beranjak pergi. Knapa tiba-tiba, indera keenamku, memberiku insting, kalau Ricky ada di sekitarku.
Kubalikan kepala, kulihat sosok Ricky setengah berlari menyeberang jalan di belakang posisiku. Aku berlari menggejar sosok itu. Kuikuti dia dari belakang. Aku pingin tahu dimana dia berada sekarang.
Akhirnya kulihat Ricky, masuk ke sebuah gang kecil, kuikuti terus , sampai akhirnya dia masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
“Knapa Ricky lebih memilih hidup disini, daripada di rumah megah orangtuanya?”
”Knapa dia, tinggalkan kehidupannya, yang didambakan banyak orang?”
”Knapa semua ini dia lakukan?”
“Knapa?”
Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalaku.
Setelah dia masuk kurang lebih 10 menit, aku masih berdiri terpaku dalam lamunanku, dengan pertanyaan-pertanyan yang jawabanya ada pada Ricky. Aku dikejutkan suara seekor anak anjing jalanan, yang tiba-tiba menggonggong.
Aku memberanikan diri memencet bel di depan rumahnya itu.
“Siapa?” terdengar suara dari balik pintu.
Aku diam, tak memberi jawaban. Setelah beberapa saat aku lihat Ricky pelan-pelan membuka pintu. Nampak keterkejutannya saat melihatku, berada di depannya.
“Ky…boleh aku masuk?” tanyaku hati-hati.
“Maukah kamu memberikan sahabatmu ini, segelas air putih.” ujarku lagi.
Tanpa bicara, Ricky mengisyaratkan tangannya mempersilahkan aku masuk. Aku masuk keruangan tamu. Aku terpana, kulihat rumah yang tertata rapi. Rumah kecil dan sederhana ini ditatanya begitu rapi, begitu nyaman. Kulihat serangkai bunga matahari plastik terpajang di sudut ruangan itu.
“Ricky, kamu tak pernah lupa, aku adalah penggagum bunga -bunga matahari.” gumanku.
Dan sebuah akuarium yang di penuhi ikan berwarna-warni, rumput-rumput dari plastik dan karang-karang di dalamnya. Ricky tahu betul aku penggagum keindahan pantai dan laut. Walaupun hal-hal ini dulunya, setahuku, kamu tak menyukainya. Kulihat juga banyak foto persahabatan kami yang di bingkainya dalam bingkai kayu yang sangat indah, terpajang di dinding ruang tamu ini.
Bulir-bulir air mataku, perlahan-lahan mulai tak mampu aku bendung. Aku benar-benar terharu dengan semua yang Ricky lakukan. Begitu besar cinta Ricky buatku. Kupeluk dia, yang aku sendiri tak tahu, apakah pelukan ini adalah pelukkan seorang sahabat ataupun sudah berubah menjadi pelukan yang berbeda?
Ricky kaget, namun akhirnya dia membalas pelukanku, dan memelukku lebih erat lagi , seakan-akan ingin menumpahkan segala rindu yang sudah hampir tak terbendung dalam hatinya.
Kami menghabiskan sore ini dengan berbagi cerita, pengalaman kami masing-masing selama perpisahan yang hampir 2 tahun lamanya dan akhirnya Ricky mengajakku makan, ke sebuah restoran kecil yang sering dikunjunginya seorang diri, di dekat rumahnya. Terdengar alunan tembang-tembang romatis , suasana hening, membuat kami terbuai dalam hangatnya suasana malam itu.
---------
Sekarang Ricky sudah tahu, Tio sudah bersama Sany. Kami sekarang menjadi 4 sekawan. Sany juga telah menjadi anggota genk kami.
Ternyata setelah aku mengenalnya lebih lama, Sany adalah sosok yang sangat baik hati, menyenangkan, ramah dan peduli dengan sahabat. Ah…menyesal aku tak mengenalinya lebih dalam sejak dulu.
“Ky , biarlah semua berjalan apa adanya, mungkin cinta akan pelan-pelan muncul dari hatiku.” ujarku suatu hari, saat Ricky mengungkit masalah ini lagi.
“Oke, aku akan selalu menunggumu. Sampai kapapun. Karena tak akan ada seorangpun yang mampu membuatku jatuh cinta . Hanya kamu yang mampu membuat aku damai, tenang dan bahagia.” jelasnya panjang lebar
Sekarang aku memiliki tiga orang sahabat baik. Tak akan ada lagi hari-hariku yang kulalui dengan kesendirian, kesepian dan kerinduan.
Hampir setiap akhir pekan, kami menghabiskan waktu bersama, ke pantai, ke puncak ataupun hanya sekedar berkaroke di rumah sederhana Ricky. Hidup dengan tali persahabatan yang hangat, membuat hidup semakin berarti dan lebih bahagia.
-----
Waktu berjalan begitu cepat. Tiga tahun sudah berlalu. Kebaikan-kebaikan Ricky mampu membuat aku merasa butuh dan suka akan keberadaannya di sampingku. Rasa itu pelan-pelan tumbuh tanpa kusadari dalam hatiku.
Aku jatuh hati padanya setelah melalui banyak peristiwa. Cinta datang, dalam dan dengan kebersamaan.
Apalagi dengan sikap dan perbuatan yang ditunjukannya. Membuat aku merasa, tak akan ada cinta laki-laki lain yang sedalam cinta Riky.
Sekarang Ricky bukan hanya kekasih yang paling aku cintai tapi juga seorang sahabat sejati dalam hidupku.
Labels:
Cerpen
Tuesday, December 11, 2012
Cerpen Remaja The Story Of Spy Ridho : Tucker
Cerita pendek merupakan karya sastra yang paling banyak diminati saat ini khususnya para remaja Indonesia. Kita tahu cerita pendek merupakan cerita yang mengandung banyak makna setiap tulisannya, dan tentunya dengan cerita yang singkat dan mudah dipahami.
Saat ini cerita pendek yang populer di kalangan Indonesia adalah cerita pendek remaja terbaru. Cerita pendek ini merupakan hasil kumpulan dari berbagai sumber yang ada di internet semata-mata untuk menghibur pembaca semua. Oh ya, pada cerita pendek remaja ini dikhususkan untuk remaja yang identik dengan cinta dan kegalauan. Yaps, cerpen ini bisa menjadi obat hati bagi Anda yang sedang gelisah ataupun galau.
Nah pada cerpen ini saya akan membagikan sebuah cerpen kiriman dari " Chiie Nazhiatun Nafrha "
Mrs . Mg
follow @mega_hugs :*
Saat ini cerita pendek yang populer di kalangan Indonesia adalah cerita pendek remaja terbaru. Cerita pendek ini merupakan hasil kumpulan dari berbagai sumber yang ada di internet semata-mata untuk menghibur pembaca semua. Oh ya, pada cerita pendek remaja ini dikhususkan untuk remaja yang identik dengan cinta dan kegalauan. Yaps, cerpen ini bisa menjadi obat hati bagi Anda yang sedang gelisah ataupun galau.
Nah pada cerpen ini saya akan membagikan sebuah cerpen kiriman dari " Chiie Nazhiatun Nafrha "
Mrs . Mg
follow @mega_hugs :*
☻ Gara Gara Obat Tidur ☻
Mari di baca cerita na(karena saya lagi malez buat cerbung cinta jd baca yg ini aj ea :p),,semoga kalian suka tp maap ye kalo kate2 na bnYax yg salah,mklum aye pan bkan org betawi jd di gabung2 aje ye kata2 na hehehee
ok,,,Lanjuuuuuttttt capcuuuuuuussss :D
Happy Reading
(Pukul 12.00 wib)
"Nyak,pokoknya aye pengen di beliin motor TITIK"rengek Sabirin pada enyaknya
"Eh Birin,lu kalo minta sesuatu ntu kudu di pikir2 dulu nape!Lu pikir motor ntu murah ape?"sahut enyak nya Sabirin yang sedang siap2 ingin pergi kondangan
"Tapi nyak,aye bener2 pengen punya motor.Aye malu sama temen2 aye.Masa' dari dulu sampe sekarang aye pigi sekolah pake sepeda,sepeda butut lagi"
"Heh Birin,seharusnya lo kudu bersukur,uda bisa makan sehari2 aje kita uda alhamdullillah.Nah sekarang lu malah minta yang kaga2"timpal babe
"Tapi be,aye bener2 pengen punya motor.Aye ntu malu di ledekin terus sama temen2.Apalagi sama neng Leha,pacar aye.Aye kan malu kalo ngajak jalan neng Leha pake sepeda butut"
"Birin,Lo denger ye,kalo si Leha emang cinte sama lu,kenape lu harus malu.Seharusnya dia bisa nerima lu ape adanya.Si Leha pan juga tau gimana kondisi ekonomi kita,ya kaga be?"
"Iya Birin.Bener apa kata nyak lo"
"Tapi aye pengen di beliin motor nyak,babe"Sabirin bertambah merajuk
"Lu ini uda di bilangin tapi kaga ngerti2 juga ye.Pusing gue punya anak kayak lu.Dari dulu lu bisanya cuma nyusahin orang tue aje.Kenapa lu kaga mati aje sekalian,siape tau nanti di alam kubur lu,lu bisa beli motor sendiri ntu disana"
"Nyak nyumpahin aye biar mati gitu?"
"Abisnya nyak pusing denger omongan lu Birin.Tiap hari lu rengek2 minta di beliin motor.Pan uda nyak bilang,nyak ntu kaga punya duit"
"Tapi kan babe punya tanah warisan dari engkong,Yang deket jalan ntu.Kenape kagak di jual aje ntu tanah buat beliin Birin motor"
"Lu itu kalo ngomong hati2.Ntu tanah satu2nya warisan engkong lu"timpal babe
"Tapi be.."
"Uda,kagak usah pake tapi2an.Yok be kita pergi sekarang.Lu Birin tinggal di rumah.Ingat jangan kemane2.Nyak sama babe mau pigi kondangan di kampung sebelah.Pulangnya telat,nanti sore.Ni duit buat lu beli makan.Soalnya nyak kagak masak hari ini"
"Nyak,ko' cuma 5rb?"
"Kenape emang?Lu mau minta lagi hah?Nyak kagak punya duit.Uda,lu ambil aje seadanya.Yok be kita berangkat"enyak dan babe beranjak keluar rumah.
___
"Payah ni nyak sama babe,masa' beliin motor buat gue aje kagak mau"Sabirin merenggut sendiri di dalam kamar
"Mana di rumah kagak ada ape2 lagi.Bisa2 gue mati kelaparan ni disini"Sabirin keluar kamar dan menuju sebuah warung makan yang tak jauh dari rumahnya.
Setelah selesai makan,Sabirin menuju warungnya Amat,temannya Sabirin.
"Mat,gue minta obat sakit kepala dong.Abisnya kepala gue sakit terus ni dari tadi"ujar Sabirin
"Lu ambil aje sendiri"jawab Amat yang sibuk dengan hp nya
"Lu gimana si,kan gue pembelinya!Masa' lu nyuruh ambil sama gue!"
"Gue lagi sibuk,lu ambil aje sendiri,kagak ape2 ko"
Sabirin melangkah ke dalam warung dan mengambil obat sakit kepala.
"Yang mane ni obatnya?Ko' banyak banget"batin Sabirin saat melihat berbagai macam obat.Akhirnya Sabirin mengambil salah satu obat.Sabirin tidak tau obat yang di ambilnya adalah obat tidur,bukan obat sakit kepala.
"Mat,besok gue bayar ye.Ngutang dulu"teriak Sabirin sembari berjalan meninggalkan warung si Amat
___
(Pukul 14.00 wib)
"Hhmm..mudah2an aje habis gue minum ni obat sakit kepala gue bisa ilang"Sabirin segera menuguk obat itu.Tak tanggung2 Sabirin meneguk obat itu dua sekaligus.
"Oh iye,gue punya ide ni.Gimana kalo gue pura2 bunuh diri sama nyak dan babe,agar gue mau di beliin motor sama mereka hehee"Sabirin melangkah menuju dapur dan mencari tali disana.
(Pukul 14.20 wib)
"Ok,semua sudah siap.Gue tinggal gantung diri aje nanti di sana kalo nyak ma babe uda pulang"gumam Sabirin.Tap tiba2 kepala Sabirin menjadi pusing.Akhirnya Sabirin tertidur dengan tali di lehernya.
(Pukul 17.00 wib)
"Birin,Birin,mane lu?Ni ada nyak bawain makanan buat lu.Lu dimana?"teriak enyak setelah pulang dari tempat kondangan
"Nyak ngapain si teriak2?Kalo mau manggil si Birin ntu mending ke kamarnya aje.Pan biasanya masih tidur dia kalo jam segini"kata babe
"Dasar ye,punya anak satu2 nya tapi kerjaannya tidur melulu"enyak melangkah menuju kamar Sabirin
"BIRIIIINNNN,,SABIRIIIIIIINNNNN"teriak enyak terkejut melihat Sabirin
"Nyak,nyak kenape teriak2?"tanya babe yang langsung menuju kamar Sabirin
"Anak kita be,anak kita.Sabirin uda meninggal be"jawab enyak seraya menangis dan memeluk tubuh Sabirin
"Innalillahi wainnailaihiraji'un"ujar babe
"Birin,kenape lu mati beneran?Tadi nyak cuma becanda same lu Rin.Birin,lu bangun?"enyak menggoyangkan tubuh Sabirin
"Uda ye nyak.Kita harus sabar.Sabirin uda tenang di alam sana"kata babe sambil memeluk enyak
(Pukul 18.19 wib)
Jasad Sabirin telah selesai di mandikan dan di kafani.Sekarang tinggal menyalatkannya saja.Nyak dan babenya Sabirin memutuskan untuk menguburkan Sabirin secepatnya tanpa menunggu besok.Tapi tiba2 datang Leha,pacarnya Sabirin.
"Bang Birin.Kenape abang tinggalin Leha bang?Leha cinte sama abang.Leha ga pengen kehilangan abang"kata Leha sembari memeluk jasad Sabirin
"Neng Leha sabar ye.Neng Leha kagak boleh nangis"kata enyaknya Sabirin
"Hasyiiimmm"tiba2 Sabirin bangun.
"Hantuuuuuuu"teriak semua warga yang hadir disana.Spontan mereka semua terkejut melihat Sabirin yang kembali bangun.Semua warga langsung berlari meninggalkan rumah Sabirin karena takut,termasuk enyak,babenya Sabirin dan juga Leha.
"Kenape semuanya pada lari liat gue?Woi tunggu.Neng Leha tunggu.Ini bang Sabirin,ayangnya neng Leha"Sabirin segera bangun untuk mengejar Leha.Tapi Sabirin sangat susah berjalan karena sekarang ia sudah mirip dengan pocong.Sabirin hanya bisa melompat2.
(Pukul 20.15 wib)
"Wah,gue cape' ni.Semuanya pada lari kemana si?"Sabirin berhenti sejenak di tengah jalan karena kecapaian
"Waduh,gue baru nyadar kalo gue berpenanpilan begini.Pantesan mereka pada lari liat gue.Tapi gimane cara bukanya ni,susah amat"Sabirin berusaha melepaskan kain putih itu tapi tidak berhasil.
Sabirin kembali melompat2 untuk pulang ke rumahnya.Tapi di tengah jalan gerimis mulai turun yang membuat Sabirin takut sendiri.
"Kenape bulu kuduk gue merinding ye?Oh iye gue lupa,malam ini pan malam jum'at"Sabirin mempercepat lompatannya
"Huhuuhhuuu"Sabirin berhenti sejenak karena kelelahan.Tapi tiba2 Sabirin melihat sebuah bayangan putih yang berdiri di depannya.Saat Sabirin melihat kebawah,ternyata kaki orang yang ada di hadapannya itu tidak menapaki tanah.
"KUNTILANAAAAAKKKK"teriak Sabirin yang kembali melompat menjauh dari kuntilanak itu
"Kenape dia malah takut liat gue?Bukannya dia juga setan?Masa' dia takut liat kunti secantik gue!Aneh"batin kuntilanak itu yang masih memerhatikan Sabirin
(Pukul 20.51 wib)
"Untung aje ntu kunti kaga ngikutin gue lagi.Kalo kagak bisa mati berdiri ni gue"batin Sabarin setelah berada di tempat yang aman
"Ntu ada ibu2 sama anaknya.Mending gue kesana aje ye,buat ngelepasin ni kain"Sabirin kembali melompat2 menuju seorang ibu dan anaknya yang tidak jauh dari Sabirin berada.
"Nyak,nyak liat itu kagak?"si anak kecil itu terlihat takut melihat Sabirin yang ingin menghampri mereka
"Ape sayang,kamu liat ape si?"tanya enyaknya
"Itu nyak,yang ada didepan kita"ujar si anak yang sudah sangat ketakutan
"Pocoooooonnnnnnggggg"teriak enyak si anak kecil tersebut.Sabirin hanya tersenyum kepada kedua orang itu.Tetapi kemudian ibu dan anak itu malah jatuh pingsan karena Sabirin tidak beranjak2 dari mereka.
"Kenape mereka malah pingsan?Padahal gue pan cuma mau minta tolong"gumam Sabirin seraya meninggalkan ibu dan anak itu.
"Nah,itu ada pak ustadz.Mending gue minta tolong sama pak ustadz aje"Sambirin menghampiri pak Ustadz
"Astagrfirullahhal'azim.Kamu kan yang meninggal tadi sore?"pak ustadz sedikit takut melihat Sabirin.
"Pak ustadz,pak ustadz jangan salah sangka dulu.Pak ustadz jangan ikutan pingsan ye?Aye bisa jelasin ko"
Akhirnya Sabirin menceritakan semua yang di alaminya tadi sore kepada pak Ustadz.Kemudian pak ustadz kembali mengantar Sabirin ke rumah.Pak ustadz menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Sabirin kepada nyak dan babenya Sabirin.
"Alhamdulillah ya allah.Enyak pikir tadi lu beneran mati"enyak terlihat bahagia dan memeluk Sabirin
"Maafin nyak ye Birin,mak uda ngomong kasar tadi sama lu.Sebenarnya nyak ntu sayaaaaannng banged sama lu"
"Jadi kalo gitu sekarang nyak mau beliin Birin motor dong?"tanya Sabirin
"Enak aja lu,lu pikir motor ntu murah ape?"sahut babe
"Kalo kagak Sabirin mati lagi ni"ancam Sabirin
"Iye iye iye.Nyak sama babe mau beliin lu motor"ucap enyak dan babe berbarengan
"ASIIIIIKKKK AYE BAKAL PUNYA MOTOR"teriak Sabirin kegirangan
The End
Labels:
Cerpen
Subscribe to:
Posts (Atom)