Siapa tak kenal Ahmad Tohari, salah satu karyanya yang berupa novelnya di filmkan dan belum lama muncul di layar kaca televisi. Ya, benar sekali, novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk difilmkan dengan judul Sang Penari.
Film sang Penari adaptasi Novel Ronggeng Dukuh Paruk ini dirilis pada 10 November 2011 dengan sutradara Ifa Isfansyah dan dibintangi oleh Prisia Nasution serta Oka Antara sebagai pemeran utama, aktor senior Slamet Rahardjo, Dewi Irawan dan Hendro Djarot sebagai pemeran pendukung.
Namun tetap saja apabila kita membaca novel aslinya kedua film tersebut belum mampu menggambarkan kelihaian Ahmad Tohari dalam melukiskan setting dalam kata-kata, yang merupakan keistimewaan Ahmad Tohari dalam menulis yakni detil dalam mendeskripsikan setting entah itu setting waktu, tempat maupun suasana. Sehingga sense ketika membaca novel aslinya tidak didapat ketika melihat dalam gubahan menjadi Film.
Tampilan sampul sebelum di satukan dalam satu novel
Sampul novel Ronggeng Dukuh Paruk terbaru yang sudah di satukan
Ahmad Tohari sendiri adalah seorang sastrawan yang lahir pada tanggal 13 Juni 1948 di tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Ahmad Tohari lahir dari keluarga santri, Ayahnya seorang kiayi dan ibunya pedagang kain. Dalam Ensiklopedia Sastrawan Indonesia Modern disebutkan ia lahir dari keluarga yang tidak kekurangan namun lingkungan masyarakat di sekitar mengalami kelaparan.
Ahamad Tohari menulis karya terkenalnya itu yakni Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, terdiri dari novel Catatan Buat Emak (1982), Lintang Kemukus Dini Hari (1985) dan Jantera Bianglala (1986)
Ahmad Tohari menikah pada tahun 1970 dengan Siti Syamsiah. Istrinya bekerja sebagai guru di Sekolah Dasar.